- Back to Home »
- MAKALAH PERTANIAN ORGANIK
Posted by : Unknown
Wednesday, 3 June 2015
MAKALAH
PERTANIAN ORGANIK
ORGANIC FARM
YAYASAN USAHA MULIA (YUM) CIPANAS – CIANJUR - JAWA BARAT
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah pertanian organik pada
Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan
Jurusan Produksi Pertanian
Oleh
Enden Ismatuloh
A42121699
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN
JURUSAN PRODUKSI
PERTANIAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam peningkatan
produksi hortikultura, khususnya sayuran di Indonesia selama ini masih menggunakan
sistem pertanian konvensional
dengan masukan input luar. Semakin tinggi produksi, maka akan semakin tinggi
pula masukan input
luar seperti pestisida
dan pupuk yang diberikan. Program peningkatan produksi
hortikultura yang dilaksanakan selama ini belum secara holistik atau atas dasar
sumberdaya, tetapi masih secara parsial atau
atas dasar komoditas
yang umumnya lebih
menguntungkan produktivitas
sumberdaya lahan, dengan
masukan sarana produksi
(pupuk dan pestisida) anorganik ke dalam agroekosistem
pertanian yang cukup tinggi. Sistem usahatani ini hanya berorientasi pada
memaksimalkan produktivitas secara nyata, namun kurang disadari diikuti oleh
kemunduran kualitas lingkungan dan pengurangan stabilitas produksi
oleh timbulnya biotipe
dan strain hama
dan penyakit, terbentuknya
senyawa beracun bagi tanaman, dan menurunnya kesuburan tanah, serta terjadinya
kerusakan lingkungan oleh
penggunaan pestisida yang berlebihan. Dari adanya dampak negatif
penggunaan pestisida kimia dan pupuk buatan pabrik saat munculnya
revolusi hijau, manusia pun kemudian berusaha mencari teknik bertanam secara
aman, baik untuk lingkungan maupun manusia. Inilah yang kemudian melahirkan
teknik bertanam secara organik atau pertanian organik (Andoko,
2002). Adanya perhatian yang besar
terhadap pemenuhan kebutuhan manusia
dalam jangka panjang
dan kelestarian lingkungan
yang berkelanjutan, juga menjadi dasar peralihan sistem pertanian yang
ada saat ini dari konvensional menjadi sistem pertanian organik. Hal ini
ditunjukkan oleh adanya keikutsertaan dan peran pemerintah dalam mendukung
pertanian organik, yaitu melalui Departemen Pertanian dengan mencanangkan Program ”Go Organik 2010” pada
tahun 2001. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik
dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas
agro-ekosistem secara alami,
sehingga menghasilkan pangan dan
serat yang cukup, berkualitas,
dan berkelanjutan.
Budaya hidup
sehat dan kembali ke alam (back to nature) saat
ini menjadi trend baru di
masyarakat. Menyadari akan arti
pentingnya kesehatan, lambat laun pikiran
masyarakat menjadi terbuka
untuk menghindari bahan makanan
yang mengandung pestisida. Bahaya residu yang disebabkan oleh kandungan
pestisida tersebut akan terasa dampaknya dalam jangka panjang seperti berbagai
macam penyakit yang akan timbul, misalnya kanker. Tingginya tingkat kesadaran
masyarakat membuat mereka
sedikit demi sedikit beralih pada konsumsi produk-produk pangan yang
sifatnya organik. Walaupun terpaut harga yang jauh lebih tinggi, bahan pangan
organik menjanjikan manfaat yang lebih baik daripada bahan pangan non organik
yaitu keunggulan nutrisi. Produk pangan organik, terutama sayuran organik dipercaya
dapat lebih menghasilkan makanan yang bermutu tinggi dan bergizi serta
berkualitas daripada sayuran non organik. Kandungan nutrisi beberapa sayuran
organik dan non organik dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Kandungan
beberap sayuran organik dan sayuran non organik
Berdasarkan tabel di
atas dapat diketahui bahwasanya produk sayuran organik memiliki kandungan
nutrisi lebih tinggi dibanding sayuran non organik. Hal ini membuat sebagian
masyarakat mengalihkan konsumsi mereka pada sayuran organik meskipun secara
perlahan.
Dalam jangka
panjang, seiring kesadaran masyarakat tersebut, permintaan
terhadap bahan pangan terutama sayuran organik akan terus
meningkat, walaupun produsennya
masih sangat terbatas.
Dengan semakin banyaknya konsumen
hijau yang menguasai
pasar produk pertanian organik, baik
di tingkat internasional
maupun nasional, serta
dengan semakin berkembangnya
gerakan zero emisions, maka pertanian
organik memperoleh momentum
penting dan dukungan besar dari pasar global yang mendambakan produk-produk
pertanian akrab lingkungan (Sutanto, 2002).
Di Indonesia, berbagai
macam sayuran organik banyak dibudidayakan tertama di daerah yang beriklim
tropis. Produsen sayuran organik telah banyak bermunculan, salah satunya adalah
Pertanian Organik Yayasan Usaha Mulia (YUM) yang berlokasi di Cipanas, Cianjur.
Pertanian Organik di Yayasan Usaha Mulia yang merupakan produsen produk organik
menghasilkan lebih dari 5 komoditas sayuran. Selain produk sayuran, produk
herbal dan buah semusim juga diproduksi oleh Pertanian Organik Yayasan Usaha
Mulia.
1.2 Tujuan
-
Sebagai bahan
kajian sistem pertanian organik
-
Sebagai sumber
referensi penerapan pertanian organik
-
Sebagai bahan
diskusi pada mata kuliah pertanian organik
BAB 2. ISI DAN PEMBAHASAN
2.1
Yayasan
Usaha Mulia (YUM)
Yayasan Usaha Mulia (YUM) adalah
organisasi non-profit yang telah meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia
melalui program Kesehatan, Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat selama lebih
dari 30 tahun.
YUM adalah organisasi amal di
Indonesia yang terdaftar sebagai anggota dari Clinton Global Initiative dan
Susila Dharma Internasional, yang memiliki status konsultatif dengan UN
Economic and Social Council (ESOSOC) dan UN Children Fund (UNICEF).
Salah
satu proyek dalam penggalangan dana Yayasan Usaha Mulia yaitu dengan membentuk Organik
Farm/Pertanian Organik. Selain memproduksi produk pertanian organic, Organik
Farm/Pertanian organik YUM juga menawarkan berbagai program edukasi yang
memberikan pengalaman belajar yang interaktif kepada sekolah-sekolah maupun
kelompok-kelompok masyarakat lain. Melalui program edukasi, kami bertujuan
untuk menumbuhkan sikap positif terhadap pentingnya kebutuhan gizi dan
lingkungan serta menanamkan tanggung jawab untuk menjaga bumi kita.
Program-program untuk sekolah dan kelompok
masyarakat yang diselenggarakan di Organic farm/Pertanian Organik YUM yaitu
berupa lokakarya, aktifitas dan diskusi tentang:
- pertanian berlanjutan
- berbagai
pilihan makanan sehat
- kepedulian
terhadap makhluk hidup
- kepedulian
terhadap bumi kita
- cara
pemberian kompos
- transplantasi
bibit
- mempersiapkan
tempat tanaman
- menanam
- panen
- gulma
organik
- pengendalian hama
2.2
Sistem
Pertanian Organik Yayasan Usaha Mulia (YUM)
Organic farm/Pertanian Organik YUM dimulai sejak
akhir tahun 2009 dan sekarang telah menghasilkan berbagai jenis sayuran yang
bernutrisi tinggi dan ramah lingkungan. Organic farm/Pertanian Organik YUM
menggabungkan teknik organik dan praktek permaculture untuk mendukung hasil
yang berkelanjutan. Sehingga metode pertanian yang diterapkan selaras dengan
alam dan dapat mengurangi dampak buruk pada lingkungan dan masyarakat setempat.
Secara garis besar
metode yang digunakan pada pertanian organik YUM meliputi:
·
kompos limbah/sisa tanaman dan pupuk kandang
·
penggunaan pupuk cair organik
·
manajemen hama terpadu
·
sistem tumpangsari
·
rotasi tanaman
·
penyimpanan benih non-hibrida
·
peternakan
A. Penyedian
Kompos dan Pupuk Organik Cair (POC)
Dalam menjaga kualitas tanah serta pemenuhan
kebutuhan hara tanaman, pertanian organik YUM memanfaatkan limbah tanaman
(hijauan) dan kotoran ternak untuk dijadikan pupuk organik (kompos) yang
diberikan ke tanah sebagai pupuk dasar dan Pupuk Organik Cair (POC) yang
terbuat dari urin dan kotoran ternak serta hijauan sebagai pupuk susulan.
1.
Tahapan Pembuatan Kompos
-
Penyediaan alat dan bahan
Bahan yang digunakan
yaitu: hijauan, kotoran kambing, kapur dolomit, sekam dan EM4 (1-2 ml/l) serta
air. Untuk perbandingan komposisi bahan pertanian organik YUM tidak menentukan
takaran khusus. Hal ini karena mereka
menganggap bahwa seberapa pun limbah pertanian jika dikembalikan ke tanah maka
akan memberi manfaat khususnya bagi tanah tersebut.
-
Penyusunan bahan
Setelah bahan tersedia
kemudian disusun dengan urutan hijauan, kotoran kambing, kapur dolomit dan
sekam kemudian disiram dengan larutan EM4 dengan konsetrasi 1-2 ml/l air.
-
Penutupan dengan karung atau plastik.
-
Setelah itu setiap satu minggu dicek suhunya dan
setelah satu bulan kemudian dibalik.
-
Setelah pembalikan pertama kemudian pembalikan
diulang berturut-turut 2 minggu sekali selama 2 bulan.
2.
Tahapan Pembuatan Pupuk
Organik Cair (POC)
-
Penyediaan alat dan bahan
Bahan yang digunakan
yaitu: hijauan, kotoran kambing, urin kambing (20 liter), dan urin kelinci (5
liter), air dan EM4 (1-2 ml/l).
-
Pemasukan bahan
Setelah bahan tersedia
kemudian dimasukan ke dalam drum plastik.
-
Penambahan air dan EM4
Setelah semua bahan
dimasukan kemudian ditambahkan air hingga penuh lalu ditambahkan EM4 kemudian
diaduk hingga merata lalu drum ditutup rapat dan dibiarkan selama 2 minggu.
B. Penyiapan
Lahan dan bahan tanam
1.
Penyiapan Tanah
Tanah merupakan faktor terpenting dalam produksi
pertanian, maka dari itu
tanah harus dikelola dengan
tepat dan benar
agar tidak mengalami kerusakan sehingga dapat menjadi tempat
tumbuh yang baik. Kerusakan pada tanah terutama disebabkan oleh
erosi. Erosi mengakibatkan
kehilangan unsur hara
yang diperlukan oleh tanaman
dan bahan organik, memburuknya sifat-sifat fisik tanah
yang pada akhirnya mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan
tanaman dan rendahnya produksi,
karena telah menurunkan produktivitas. Bagi pertanian organik tanah itu sebagai
media kehidupan sehingga harus memperhatikan dan menjaganya agar tetap seimbang. Kegiatan
awal yang harus dilakukan saat media kehidupan tersebut
harus digunakan yaitu pengolahan tanah, salah
satunya dengan membersihkan
gulma atau rumput-rumput
liat.
Pengolahan tanah
yang dilakukan di Pertanian
Organik YUM adalah pengolahan tanah
minimum (minimum tillage) dan tanpa olah tanah (zero tillage). Hal ini karena
bedengan yang digunakan untuk menanam terutama tanaman sayuran yaitu bedengan
permanent. Pada setiap sisi bedengan ditanami rumput gajah untuk memperkuat
bedengan sehingga tidak terjadinya erosi.
Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan
garpu dan hanya bagian tengah atau bagian yang akan ditanam yang diolah. Hal
ini karena pertanian organik di YUM sangat memperhatikan kehidupan mikroba yang
ada di dalam tanah terutama mikroba yang menguntungkan bagi tanah ataupun bagi
tanaman seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 1. Pengolahan tanah di Organic
Farm/Pertanian Organik YUM
2.
Penyiapab
Bahan Tanam
Dalam hal bibit
penyediaan pertanian organik YUM menyediakan bibit sendiri. Bahan tanam/bibit yang
digunakan di Petanian Organik YUM
merupakan bibit non hibrid tetapi dari benih F1. Sehingga benih sehingga
benih tersebut bisa didapatkan kembali setelah panen kemudian dibibitkan
kembali. Selain itu wadah uang digunakan dalam pembibitan merupakan limbah
plastik yang sudah tidak terpakai.
Gambar 2. Penyiapan bahan tanam
C. Pemupukan
Terdapat dua
jenis pemupukan yaitu
pemupukan dasar dan
pemupukan susulan. Pemupukan dasar
berupa kompos dan
pemupukan susulan berupa
POC. Pemupukan dasar menggunakan kompos yang sudah dibuat sebelumnya
ditempat pembuatan kompos, bahan-bahan
yang digunakan adalah hijauan, kotoran kambing,
media bekas jamur
dan air. Pupuk dasar kompos
diberikan dengan cara disebar dan diberikan perlubang tanam. Sedangkan
pemupukan susulan dengan menggunakan POC yang telah dibuat sebelumnya melalui
proses fermentasi.
Gambar 3. Pemberian
pupuk dasar kompos
D.
Penanaman
Pola tanam yang dilakukan
di Pertanian Organik YUM yaitu polikultur dan monokultur. Polikultur
merupakan pola pertanaman
yang dilakukan dengan
menanam beberapa jenis tanaman dalam satu bedengan sedangkan
monokultur merupakan pola pertanaman yang hanya menanam satu jenis tanaman satu
bedengan. Pola polikultur yang digunakan yaitu sistem tumpang sari seperti
bawang daun dan jagung, tomat dan bawang dan wortel dan bawang daun.
Gambar 4. Pola polikultur tumpang sari
E.
Penyulaman
Penyulaman yaitu
penanaman kembali bibit
tanaman jika setelah
satu minggu tanaman yang
ditanam tidak tumbuh
atau memiliki pertumbuhan
yang kurang baik. Penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman dengan
bibit yang baru. Alasan dilakukannya
penyulaman yaitu tanaman
mati, terserang OPT ataupun
bibitnya kurang baik
yang disebabkan oleh
adanya perbedaan daya tumbuh,
daya berkecambah dan
juga faktor-faktor lingkungan
yang mempengaruhinya.
Penyulaman dilakukan apabila
ditemukan kerusakan sebesar 10-25%.
F. Penyiangan
Penyiangan dalam
pemeliharaan sering dilakukan
karena pada bedengan sering muncul
rumput-rumput dan gulma
yang akan berkompetisi
dengan tanaman utama dan biasanya
penyiangan dilakukan setiap satu minggu sekali.
G. Penyiraman
Salah satu
faktor yang mendukung
pertumbuhan tanaman yaitu
adanya penyiraman. Tanaman sayur
yang pada umumnya
membutuhkan air yang
cukup banyak selama siklus hidupnya mengandung 90% air pada sayuran
daun. Tujuan dari penyiraman yaitu
untuk mengganti air
yang hilang akibat
penguapan pada siang hari
serta diutamakan untuk
mengembalikan kekuatan tanaman
dan pertumbuhan tanaman yang
kekurangan air serta mendukuang pertumbuhan pada pembibitan. Penyiraman
dilakukan setiap dua hari sekali pada pagi atau sore hari ketika musim kemarau
dengan menggunakan selang yang dilengkapi nozle.
H.
Pengendalian
hama dan penyakit
Manajemen pengendalian
hama yang dilakukan di pertanian organik YUM yaitu sebagai berikut :
1)
Holistik (menyeluruh)
Merencanakan program
tanam dengan memandang
semua aspek dari
mulai persiapan lahan sampai perencanaan tanam seperti mengatur
pola-pola tanam, karena hukum lingkungan
menyatakan bahwa semakin
beranekaragam semakin stabil ekosistem tersebut.
2)
Preventif (pencegahan)
Cara pencegahan dapat
dilakukan dnegan kultur teknis diantaranya mengatur jarak tanam, melakukan
rotasi tanaman, menanam tanaman repelen, membuat trapping, memilih varietas
yang tahan terhadap OPT dan sanitasi lingkungan.
3)
Kuratif (penyembuhan)
Cara penyembuhan
ini dapat dilakukan
dengan penyemprotan menggunakan pestisida nabati yang diproduksi
sendiri.
I. Panen dan pascapanen
Setelah tanaman telah
memenuhi kriteria panen kemudian dilakukan pemanenan dengan cara manual
menggunakan tangan. Pemanenan dilakukan dengan hati-hati agar produk tidak
rusak. Produk organik yang telah dipanen dikumpulkan pada wadah kemudian
dibersihkan dan dicuci dengan menggunakan air bersih. Kemudian setelah itu
dilakukan sortasi lalu dikemas dengan menggunakan keranjang bambu.
Sedangkan untuk
pemasarannya, pertanian organik YUM sudah memiliki kontrak dengan
konsumen/pelanggan yang berupa hotel, restoran, dan rumah tangga yang ada di
wilayah Bogor dan wilayah Bandung.
2.3
Produk
Organik Yayasan Usaha Mulia (YUM)
a.
Sayuran
buah
Produk
sayuran buah organik yang diproduksi Organic farm/Pertanian Organik YUM
diantaranya tomat, tomat cherry, cabe rawit, terong, dan zukini.
b.
Sayuran
daun dan batang
Produk
sayuran daun dan batang organik yang diproduksi Organic farm/Pertanian Organik
YUM diantaranya bayam, selada, ceisim, bawang daun, seledri dan kangkung.
c.
Sayuran
umbi
Produk
sayuran umbi organik yang diproduksi Organic farm/Pertanian Organik YUM
diantaranya wortel, bit dan lobak.
d.
Sayuran
bunga
Produk
sayuran bunga organik yang diproduksi Organic farm/Pertanian Organik YUM
diantaranya brokoli.
e.
Kacang-kacangan
Produk
kacang-kacangan organik yang diproduksi Organic farm/Pertanian Organik YUM
diantaranya kapri, kacang merah, kacang panjang dan buncis.
f.
Serealia
Produk
serealia organik yang diproduksi Organic farm/Pertanian Organik YUM diantaranya
padi dan jagung.
BAB 3. PENUTUP
3.1
Kesimpulan
·
Yayasan
Usaha Mulia (YUM) adalah organisasi non-profit yang telah meningkatkan taraf
hidup masyarakat Indonesia melalui program Kesehatan, Pendidikan dan
Pengembangan Masyarakat selama lebih dari 30 tahun.
·
Salah
satu proyek Yayasan usaha Mulia yaitu dibentuknya Organic Farm/Pertanian
Organik yang didirikan pada tahun 2009.
·
Secara umum metode pertanian organik yang
dilaksanakan di YUM yaitu penggunaan kompos limbah tanaman dan pupuk kandang, penggunaan
pupuk cair organik, manajemen hama terpadu, sistem tumpangsari, rotasi tanaman,
penyimpanan benih non-hibrida dan peternakan sebagai pendukung dalam penyedian
bahan organik.
·
Sistem pertanian organik bekerja selaras dengan
alam untuk melestarikan kestabilan lingkungan alam dan makhluk-makhluk yang
tinggal dan bekerja di dalamnya.
3.2 Daftar Pustaka
Hastuti.
2013. Laporan Magang Budidaya Organik di Yayasan Bina Sarana Bakti.
Bandung: Universitas Padjajaran Press.
Anonim.
2011. Organic Farming for Future. Dalam
http//www.yumindonesia.org/organicfarmcipanas
[5 Mei 2015].