MAKALAH PERTANIAN ORGANIK

MAKALAH PERTANIAN ORGANIK


ORGANIC FARM  YAYASAN USAHA MULIA (YUM) CIPANAS – CIANJUR - JAWA BARAT
Description: C:\Users\jimmynewtron\Documents\logo POLIJE.gif
 







disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah pertanian organik pada
Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan
Jurusan Produksi Pertanian

Oleh
Enden Ismatuloh
A42121699




PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2015


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam peningkatan produksi hortikultura, khususnya sayuran di Indonesia selama ini masih  menggunakan  sistem  pertanian konvensional dengan masukan input luar. Semakin tinggi produksi, maka akan semakin  tinggi  pula  masukan  input  luar  seperti  pestisida  dan  pupuk  yang diberikan. Program peningkatan produksi hortikultura yang dilaksanakan selama ini belum secara holistik atau atas dasar sumberdaya, tetapi masih secara parsial atau  atas  dasar  komoditas  yang  umumnya  lebih  menguntungkan  produktivitas sumberdaya  lahan,  dengan  masukan  sarana  produksi  (pupuk  dan  pestisida) anorganik ke dalam agroekosistem pertanian yang cukup tinggi. Sistem usahatani ini hanya berorientasi pada memaksimalkan produktivitas secara nyata, namun kurang disadari diikuti oleh kemunduran kualitas lingkungan dan pengurangan stabilitas  produksi  oleh  timbulnya  biotipe  dan  strain  hama  dan  penyakit, terbentuknya senyawa beracun bagi tanaman, dan menurunnya kesuburan tanah, serta  terjadinya  kerusakan  lingkungan  oleh  penggunaan  pestisida  yang berlebihan. Dari adanya dampak negatif penggunaan  pestisida  kimia dan pupuk buatan pabrik saat munculnya revolusi hijau, manusia pun kemudian berusaha mencari teknik bertanam secara aman, baik untuk lingkungan maupun manusia. Inilah yang kemudian melahirkan teknik bertanam secara organik atau pertanian organik  (Andoko,  2002). Adanya perhatian  yang  besar  terhadap  pemenuhan kebutuhan  manusia  dalam  jangka  panjang  dan  kelestarian  lingkungan  yang berkelanjutan, juga menjadi dasar peralihan sistem pertanian yang ada saat ini dari konvensional menjadi sistem pertanian organik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya keikutsertaan dan peran pemerintah dalam mendukung pertanian organik, yaitu melalui Departemen Pertanian dengan  mencanangkan Program ”Go Organik 2010” pada tahun 2001. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem  secara  alami,  sehingga  menghasilkan pangan  dan  serat  yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.
Budaya  hidup  sehat  dan  kembali ke alam (back to nature)  saat  ini menjadi trend  baru di masyarakat. Menyadari akan  arti pentingnya kesehatan, lambat  laun  pikiran  masyarakat  menjadi  terbuka  untuk  menghindari bahan makanan yang mengandung pestisida. Bahaya residu yang disebabkan oleh kandungan pestisida tersebut akan terasa dampaknya dalam jangka panjang seperti berbagai macam penyakit yang akan timbul, misalnya kanker. Tingginya tingkat kesadaran masyarakat  membuat  mereka  sedikit demi sedikit beralih pada konsumsi produk-produk pangan yang sifatnya organik. Walaupun terpaut harga yang jauh lebih tinggi, bahan pangan organik menjanjikan manfaat yang lebih baik daripada bahan pangan non organik yaitu keunggulan nutrisi. Produk pangan organik, terutama sayuran organik dipercaya dapat lebih menghasilkan makanan yang bermutu tinggi dan bergizi serta berkualitas daripada sayuran non organik. Kandungan nutrisi beberapa sayuran organik dan non organik dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Kandungan beberap sayuran organik dan sayuran non organik











Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwasanya produk sayuran organik memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibanding sayuran non organik. Hal ini membuat sebagian masyarakat mengalihkan konsumsi mereka pada sayuran organik meskipun secara perlahan.
Dalam  jangka  panjang,  seiring  kesadaran masyarakat tersebut, permintaan terhadap bahan pangan terutama sayuran organik akan  terus  meningkat,  walaupun  produsennya  masih  sangat  terbatas.  Dengan semakin  banyaknya  konsumen  hijau  yang  menguasai  pasar  produk  pertanian organik,  baik  di  tingkat  internasional  maupun  nasional,  serta  dengan  semakin berkembangnya gerakan zero emisions,  maka  pertanian  organik  memperoleh momentum penting dan dukungan besar dari pasar global yang mendambakan produk-produk pertanian akrab lingkungan (Sutanto, 2002).
Di Indonesia, berbagai macam sayuran organik banyak dibudidayakan tertama di daerah yang beriklim tropis. Produsen sayuran organik telah banyak bermunculan, salah satunya adalah Pertanian Organik Yayasan Usaha Mulia (YUM) yang berlokasi di Cipanas, Cianjur. Pertanian Organik di Yayasan Usaha Mulia yang merupakan produsen produk organik menghasilkan lebih dari 5 komoditas sayuran. Selain produk sayuran, produk herbal dan buah semusim juga diproduksi oleh Pertanian Organik Yayasan Usaha Mulia.

1.2  Tujuan
-          Sebagai bahan kajian sistem pertanian organik
-          Sebagai sumber referensi penerapan pertanian organik
-          Sebagai bahan diskusi pada mata kuliah pertanian organik


BAB 2. ISI  DAN PEMBAHASAN


2.1  Yayasan Usaha Mulia (YUM)
Yayasan Usaha Mulia (YUM) adalah organisasi non-profit yang telah meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia melalui program Kesehatan, Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat selama lebih dari 30 tahun.
YUM adalah organisasi amal di Indonesia yang terdaftar sebagai anggota dari Clinton Global Initiative dan Susila Dharma Internasional, yang memiliki status konsultatif dengan UN Economic and Social Council (ESOSOC) dan UN Children Fund (UNICEF).
Salah satu proyek dalam penggalangan dana Yayasan Usaha Mulia yaitu dengan membentuk Organik Farm/Pertanian Organik. Selain memproduksi produk pertanian organic, Organik Farm/Pertanian organik YUM juga menawarkan berbagai program edukasi yang memberikan pengalaman belajar yang interaktif kepada sekolah-sekolah maupun kelompok-kelompok masyarakat lain. Melalui program edukasi, kami bertujuan untuk menumbuhkan sikap positif terhadap pentingnya kebutuhan gizi dan lingkungan serta menanamkan tanggung jawab untuk menjaga bumi kita.

Program-program untuk sekolah dan kelompok masyarakat yang diselenggarakan di Organic farm/Pertanian Organik YUM yaitu berupa lokakarya, aktifitas dan diskusi tentang:

  • pertanian berlanjutan
  • berbagai pilihan makanan sehat
  • kepedulian terhadap makhluk hidup
  • kepedulian terhadap bumi kita
  • cara pemberian kompos
  • transplantasi bibit
  • mempersiapkan tempat tanaman
  • menanam
  • panen
  • gulma organik
  •  pengendalian hama
2.2  Sistem Pertanian Organik Yayasan Usaha Mulia (YUM)
Organic farm/Pertanian Organik YUM dimulai sejak akhir tahun 2009 dan sekarang telah menghasilkan berbagai jenis sayuran yang bernutrisi tinggi dan ramah lingkungan. Organic farm/Pertanian Organik YUM menggabungkan teknik organik dan praktek permaculture untuk mendukung hasil yang berkelanjutan. Sehingga metode pertanian yang diterapkan selaras dengan alam dan dapat mengurangi dampak buruk pada lingkungan dan masyarakat setempat.
Secara garis besar metode yang digunakan pada pertanian organik YUM meliputi:
·         kompos limbah/sisa tanaman dan pupuk kandang
·         penggunaan pupuk cair organik
·         manajemen hama terpadu
·         sistem tumpangsari
·         rotasi tanaman
·         penyimpanan benih non-hibrida
·         peternakan

A.    Penyedian Kompos dan Pupuk Organik Cair (POC)
Dalam menjaga kualitas tanah serta pemenuhan kebutuhan hara tanaman, pertanian organik YUM memanfaatkan limbah tanaman (hijauan) dan kotoran ternak untuk dijadikan pupuk organik (kompos) yang diberikan ke tanah sebagai pupuk dasar dan Pupuk Organik Cair (POC) yang terbuat dari urin dan kotoran ternak serta hijauan sebagai pupuk susulan.
1.      Tahapan Pembuatan Kompos
-          Penyediaan alat dan bahan
Bahan yang digunakan yaitu: hijauan, kotoran kambing, kapur dolomit, sekam dan EM4 (1-2 ml/l) serta air. Untuk perbandingan komposisi bahan pertanian organik YUM tidak menentukan takaran khusus. Hal  ini karena mereka menganggap bahwa seberapa pun limbah pertanian jika dikembalikan ke tanah maka akan memberi manfaat khususnya bagi tanah tersebut.
-          Penyusunan bahan
Setelah bahan tersedia kemudian disusun dengan urutan hijauan, kotoran kambing, kapur dolomit dan sekam kemudian disiram dengan larutan EM4 dengan konsetrasi 1-2 ml/l air.
-          Penutupan dengan karung atau plastik.
-          Setelah itu setiap satu minggu dicek suhunya dan setelah satu bulan kemudian dibalik.
-          Setelah pembalikan pertama kemudian pembalikan diulang berturut-turut 2 minggu sekali selama 2 bulan.
2.      Tahapan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)
-          Penyediaan alat dan bahan
Bahan yang digunakan yaitu: hijauan, kotoran kambing, urin kambing (20 liter), dan urin kelinci (5 liter), air dan EM4 (1-2 ml/l).
-          Pemasukan bahan
Setelah bahan tersedia kemudian dimasukan ke dalam drum plastik.
-          Penambahan air dan EM4
Setelah semua bahan dimasukan kemudian ditambahkan air hingga penuh lalu ditambahkan EM4 kemudian diaduk hingga merata lalu drum ditutup rapat dan dibiarkan selama 2 minggu.

B.     Penyiapan Lahan dan bahan tanam
1.      Penyiapan Tanah
Tanah merupakan faktor  terpenting dalam  produksi  pertanian,  maka  dari itu  tanah harus  dikelola  dengan  tepat  dan  benar  agar tidak  mengalami  kerusakan sehingga dapat menjadi tempat tumbuh yang baik. Kerusakan pada tanah terutama disebabkan  oleh  erosi.  Erosi  mengakibatkan  kehilangan  unsur  hara  yang diperlukan  oleh  tanaman  dan  bahan  organik, memburuknya sifat-sifat fisik tanah yang pada akhirnya mengakibatkan  terhambatnya  pertumbuhan  tanaman  dan rendahnya produksi, karena telah menurunkan produktivitas. Bagi pertanian organik tanah itu sebagai media kehidupan sehingga harus memperhatikan dan menjaganya agar tetap seimbang.  Kegiatan  awal  yang  harus dilakukan saat media kehidupan tersebut harus digunakan yaitu pengolahan tanah, salah  satunya  dengan  membersihkan  gulma  atau  rumput-rumput  liat. 
Pengolahan tanah  yang dilakukan  di Pertanian Organik YUM   adalah pengolahan tanah minimum (minimum tillage) dan tanpa olah tanah (zero tillage). Hal ini karena bedengan yang digunakan untuk menanam terutama tanaman sayuran yaitu bedengan permanent. Pada setiap sisi bedengan ditanami rumput gajah untuk memperkuat bedengan sehingga tidak terjadinya erosi.
Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan garpu dan hanya bagian tengah atau bagian yang akan ditanam yang diolah. Hal ini karena pertanian organik di YUM sangat memperhatikan kehidupan mikroba yang ada di dalam tanah terutama mikroba yang menguntungkan bagi tanah ataupun bagi tanaman seperti pada gambar di bawah ini:
 








   Gambar 1. Pengolahan tanah di Organic Farm/Pertanian Organik YUM

2.      Penyiapab Bahan Tanam
Dalam hal bibit penyediaan pertanian organik YUM menyediakan bibit sendiri. Bahan tanam/bibit yang digunakan di Petanian Organik YUM  merupakan bibit non hibrid tetapi dari benih F1. Sehingga benih sehingga benih tersebut bisa didapatkan kembali setelah panen kemudian dibibitkan kembali. Selain itu wadah uang digunakan dalam pembibitan merupakan limbah plastik yang sudah tidak terpakai.
 








          Gambar 2. Penyiapan bahan tanam
C.    Pemupukan
Terdapat  dua  jenis  pemupukan  yaitu  pemupukan  dasar  dan  pemupukan susulan.  Pemupukan  dasar  berupa  kompos  dan  pemupukan  susulan  berupa  POC. Pemupukan dasar menggunakan kompos yang sudah dibuat sebelumnya ditempat pembuatan  kompos,  bahan-bahan  yang digunakan  adalah  hijauan, kotoran  kambing,  media  bekas  jamur  dan  air. Pupuk dasar kompos diberikan dengan cara disebar dan diberikan perlubang tanam. Sedangkan pemupukan susulan dengan menggunakan POC yang telah dibuat sebelumnya melalui proses fermentasi.






                                      
                                       Gambar 3. Pemberian pupuk dasar kompos

D.    Penanaman
Pola tanam yang dilakukan di Pertanian Organik YUM yaitu polikultur dan monokultur. Polikultur merupakan  pola  pertanaman  yang  dilakukan  dengan  menanam  beberapa  jenis tanaman dalam satu bedengan sedangkan monokultur merupakan pola pertanaman yang hanya menanam satu jenis tanaman satu bedengan. Pola polikultur yang digunakan yaitu sistem tumpang sari seperti bawang daun dan jagung, tomat dan bawang dan wortel dan bawang daun.






Gambar 4. Pola polikultur tumpang sari
E.     Penyulaman
Penyulaman  yaitu  penanaman  kembali  bibit  tanaman  jika  setelah  satu minggu  tanaman  yang  ditanam  tidak  tumbuh  atau  memiliki  pertumbuhan  yang kurang baik. Penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman dengan bibit yang baru.  Alasan  dilakukannya  penyulaman  yaitu  tanaman  mati,  terserang  OPT ataupun  bibitnya  kurang  baik  yang  disebabkan  oleh  adanya  perbedaan  daya tumbuh,  daya  berkecambah  dan  juga  faktor-faktor  lingkungan  yang mempengaruhinya.  Penyulaman  dilakukan  apabila  ditemukan  kerusakan  sebesar 10-25%.

F.     Penyiangan
Penyiangan  dalam  pemeliharaan  sering  dilakukan  karena  pada  bedengan sering  muncul  rumput-rumput  dan  gulma  yang  akan  berkompetisi  dengan tanaman  utama dan biasanya penyiangan dilakukan setiap satu minggu sekali.

G.    Penyiraman
Salah  satu  faktor  yang  mendukung  pertumbuhan  tanaman  yaitu  adanya penyiraman.  Tanaman  sayur  yang  pada  umumnya  membutuhkan  air  yang  cukup banyak selama siklus hidupnya mengandung 90% air pada sayuran daun. Tujuan dari  penyiraman  yaitu  untuk  mengganti  air  yang  hilang  akibat  penguapan  pada siang  hari  serta  diutamakan  untuk  mengembalikan  kekuatan  tanaman  dan pertumbuhan tanaman  yang kekurangan air serta mendukuang pertumbuhan pada pembibitan. Penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali pada pagi atau sore hari ketika musim kemarau dengan menggunakan selang yang dilengkapi nozle.

H.    Pengendalian hama dan penyakit
Manajemen pengendalian hama yang dilakukan di pertanian organik YUM yaitu sebagai berikut :
1)  Holistik (menyeluruh)
Merencanakan  program  tanam  dengan  memandang  semua  aspek  dari  mulai persiapan lahan sampai perencanaan tanam seperti mengatur pola-pola tanam, karena  hukum  lingkungan  menyatakan  bahwa  semakin  beranekaragam semakin stabil ekosistem tersebut.
2)  Preventif (pencegahan)
Cara pencegahan dapat dilakukan dnegan kultur teknis diantaranya mengatur jarak tanam, melakukan rotasi tanaman, menanam tanaman repelen, membuat trapping, memilih varietas yang tahan terhadap OPT dan sanitasi lingkungan.
3)  Kuratif (penyembuhan)
Cara  penyembuhan  ini  dapat  dilakukan  dengan  penyemprotan  menggunakan pestisida nabati yang diproduksi sendiri.

I.       Panen dan pascapanen
Setelah tanaman telah memenuhi kriteria panen kemudian dilakukan pemanenan dengan cara manual menggunakan tangan. Pemanenan dilakukan dengan hati-hati agar produk tidak rusak. Produk organik yang telah dipanen dikumpulkan pada wadah kemudian dibersihkan dan dicuci dengan menggunakan air bersih. Kemudian setelah itu dilakukan sortasi lalu dikemas dengan menggunakan keranjang  bambu.
Sedangkan untuk pemasarannya, pertanian organik YUM sudah memiliki kontrak dengan konsumen/pelanggan yang berupa hotel, restoran, dan rumah tangga yang ada di wilayah Bogor dan wilayah Bandung.

2.3  Produk Organik Yayasan Usaha Mulia (YUM)
a.      Sayuran buah
Produk sayuran buah organik yang diproduksi Organic farm/Pertanian Organik YUM diantaranya tomat, tomat cherry, cabe rawit, terong, dan zukini.
b.      Sayuran daun dan batang
Produk sayuran daun dan batang organik yang diproduksi Organic farm/Pertanian Organik YUM diantaranya bayam, selada, ceisim, bawang daun, seledri dan kangkung.
c.       Sayuran umbi
Produk sayuran umbi organik yang diproduksi Organic farm/Pertanian Organik YUM diantaranya wortel, bit dan lobak.
d.      Sayuran bunga
Produk sayuran bunga organik yang diproduksi Organic farm/Pertanian Organik YUM diantaranya brokoli.
e.       Kacang-kacangan
Produk kacang-kacangan organik yang diproduksi Organic farm/Pertanian Organik YUM diantaranya kapri, kacang merah, kacang panjang dan buncis.
f.       Serealia
Produk serealia organik yang diproduksi Organic farm/Pertanian Organik YUM diantaranya padi dan jagung.


BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
·         Yayasan Usaha Mulia (YUM) adalah organisasi non-profit yang telah meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia melalui program Kesehatan, Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat selama lebih dari 30 tahun.
·         Salah satu proyek Yayasan usaha Mulia yaitu dibentuknya Organic Farm/Pertanian Organik yang didirikan pada tahun 2009.
·         Secara umum metode pertanian organik yang dilaksanakan di YUM yaitu penggunaan kompos limbah tanaman dan pupuk kandang, penggunaan pupuk cair organik, manajemen hama terpadu, sistem tumpangsari, rotasi tanaman, penyimpanan benih non-hibrida dan peternakan sebagai pendukung dalam penyedian bahan organik.
·         Sistem pertanian organik bekerja selaras dengan alam untuk melestarikan kestabilan lingkungan alam dan makhluk-makhluk yang tinggal dan bekerja di dalamnya.

3.2 Daftar Pustaka

Hastuti. 2013. Laporan Magang Budidaya Organik di Yayasan Bina Sarana Bakti. Bandung: Universitas Padjajaran Press.


Anonim. 2011. Organic Farming for Future. Dalam
http//www.yumindonesia.org/organicfarmcipanas [5 Mei 2015].



Khasiat Tanaman Herbal Dandang Gendis (Ki Tajam)

- Menormalkan gula darah
Ambil dua genggam atau 10 gram daun dandang gendis yang telah dilayukan. Kemudian masukkan ke dalam air yang telah mendidih dan rendam di dalamnya sekitar satu menit. Saring untuk diambil airnya. Setelah dingin, dapat langsung diminum
- Daya tahan tubuh
Ambil dua genggam atau 10 gram daun dandang gendis yang telah dilayukan dan 10 gram daun meniran. Kedua bahan dimasukkan ke dalam air yang telah mendidih dan rendam di dalamnya sekitar satu menit. Saring untuk diambil airnya. Setelah dingin dapat langsung diminum. Anda juga dapat menambahkan ramuan tersebut dengan madu secukupnya.
- Minuman sehat

Ambil secukupnya ekstrak (daun yang telah dikeringkan) dandang gendis, kemudian campur dengan air panas seperti membuat teh. Tambahkan sedikit gula batu atau madu sebagai pemanis.

PROPOSAL PWM BUDIDAYA CACING

USULAN RENCANA BISNIS
PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA



BUDIDAYA CACING Lumbricus rubellus


Diajukan Oleh :


Nama    : Enden Ismatuloh  
NIM       : A42121699


                    













KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI  DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2015



LEMBAR  PENGESAHAN
USULAN RENCANA BISNIS PMW 2015

  

  1. Bidang Usaha : (centang pada kolom yang sesuai)
    c      Pariwisata Budaya            c   Pertanian
    c      Keteknikan                        c   Keanekaragaman Hewan dan Hayati
    c      Air                                     c   Konstruksi
    c      Energi                                c   Pengemasan
    c      Kesehatan                         c   Konsultasi            

2.      Judul Usulan Rencana Bisnis  : BUDIDAYA  CACING  LUMBRICUS RUBELLUS

3.      Ketua Pelaksana                                 
Nama                                           : Enden Ismatuloh
NIM                                            : A42121699
Prodi/ Jurusan                             : Teknologi Produksi Pangan/ Produksi Pertanian
Alamat / No. Telpon/ hp             : Jl. Batu Raden No 18 Jember / 082214534908

4.      Anggota                                  :  3 orang

5.      Usulan Modal Kerja                 : Rp.


6.      Jangka Waktu Pelaksanaan     : 6 (enam) bulan

                                                                                                            Jember, 01 April 2015
Menyetujui,
Dosen Pendamping                                                                      Ketua Pelaksana Kegiatan

                                                                                        

Ir. Daman Huri, MP                                                                  Enden Ismatuloh
NIP.                                                                                             NIM. A42121699

Mengetahui
Pembantu Direktur Bid. Kemahasiswaan









KATA PENGANTAR

          Ucapan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kurnianya – lah kami dapat menyusun Usulan Rencana Bisnis untuk Program Mahasiswa Wirausaha Politeknik Negeri Jember ini.
            Selanjutnya kami kami ucapkan terima kasih kepada pengelola Program Mahasiswa Wirausaha karena telah memfasilitasi kami para mahasiswa untuk dapat mengikuti program ini sehingga mahasiswa dapat mengenal dunia kewirausahaan.
            Terakhir, kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung tersusunnya Usulan Rencana Bisnis ini. Sekian
                                                                                                                        Penyusun



DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
Bab 1    LATAR BELAKANG..........................................................................................
Bab 2    RENCANA BISNIS...............................................................................................
2.1    Deskripsi Usaha..................................................................................................
2.2    Rencana Pemasaran............................................................................................
2.3    Rencana Produksi...............................................................................................
2.4    Rencana Manajemen..........................................................................................
2.5    Rencana Keuangan.............................................................................................
Bab 3    PENUTUP..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
Lampiran




I.                  LATAR BELAKANG

Sektor pertanian merupakan salah satu potensi yang dimiliki Indonesia sebagai negara agraris dimana penduduknya sebagian besar bergantung pada hasil pertanian. Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia cukup melimpah, didukung dengan kemajuan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sektor pertanian. Banyaknya penduduk di Indonesia juga sebagai potensi pasar yang siap untuk menampung hasil produksi dari kegiatan agri bisnis yang dilakukan. Belum maksimalnya peranan pemerintah dalam mendukung sektor pertanian membuat Indonesia harus mengimpor beberapa produk yang dapat dihasilkan di negara ini, seperti: beras, dan kedelai. Sektor pertanian juga memeiliki peranan penting dalam menghadapi krisis ekonomi yang dialami Indonesia belakangan ini. Bidang usaha yang banyak digeluti pengusaha di bidang pertanian yang berskala besar maupun kecil, berkaitan dengan tanaman dan hewan, baik untuk kepentingan pangan maupun nonpangan. Salah satu bidang usaha tani yang memiliki potensi untuk digeluti adalah budidaya cacing tanah, dimana budidaya ini memiliki prospek pasar yang cukup potensial.
Cacing tanah sering dianggap binatang yang menjijikan dan tidak memiliki manfaat yang berarti. Namun cacing tanah ternyata memiliki potensi yang besar untuk dibudidayakan secara komersial. Cacing tanah memiliki manfaat untuk kepentingan persediaan pakan ternak dan ikan, sebagai bahan campuran untuk kebutuhan farmasi, menguraikan limbah organik menjadi bahan tanah yang baikdan akhir akhir ini cacing tanah juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan kosmetik. Produk yang dihasilkan dari wirausaha ini adalah caing tanah itu sendiri dan kotorannya atau bekas cacing. Biomas cacing mengandung sumber protein hewani (72% - 84,5%). Cacing tanah termasuk salah satu makhluk hidup penghuni tanah yang banyak memberikan manfaat bagi manusia. Multi manfaat cacing antara lain adalah dapat menyuburkan lahan pertanian, meningkatkan day serap air, bahan pakan ikan, dan lain – lain. Kualaitas protein cacing tanah lebih tinggi dibandingkan dengan kualitas daging dan ikan, sehingga sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan pakn ternak, ikan dan manusia. Di berbagai negara cacing tanah telah dimanfaatkan dan diolah menjadi makanan manusia dan bahan kosmetik.
Cacing tanah amat potensial menghancurkan bahan organik, termasuk sampah – sampah sehingga selain menyuburkan lahan pertanian, cacing tanah juga menghasilkan kascing yang dapat digunakan sebagai pupuk organik. Pupuk kascing dapat dimanfaatkan untuk aneka usaha pertanian, misalnya usaha tani sayuran, buah – buahan,dan tanaman hias. Sifat kimia dan kandungan hara kascing yang bahan dasarnya berasal dari sampah rumah tangga dan sampah pasar, setara dengan kompos.


II.               RENCANA BISNIS

2.1     Deskripsi Usaha
2.1.1        Bidang Usaha
Penulis akan menekuni bidang usaha peternakan yaitu budidaya cacing. Yakni cacing tanah yang telah dikembangkan untuk kepentingan komersial seperti cacing yang berasal dari jenis lumbricus rubellus. Produk yang difokuskan untuk dipasarkan adalah cacing tanah jenis Lumbricus rubellus yang dijual segar per kilogram beratnya. Selain itu terdapat produk lain yang bisa dijual yaitu kascing yang bisa dijadikan pupuk organic bagi para petani.
2.1.2        Jenis Produk
Produk yang akan penulis hasilkan adalah cacing segar yang telah dipelihara 3-4 bulan sejak berbentuk telur dan kascing yang bisa dijadikan pupuk organic bagi para petani.
2.1.3        Kegunaan & Keunggulan
Kegunaan dari usaha ini diharapkan dapat menyediakan cacing segar dalam rangka memenuhi kebutuhan pakan untuk peternak burung, peternak ikan, dan industri obat dan kosmetik. Selain itu juga bisa menyediakan kascing yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organic bagi para petani.
2.1.4        Lokasi Usaha
Usaha ini akan berlokasi di Jln Batu Raden no 18 Jember.
2.1.5        Waktu
`           Waktu untuk memulai usaha ini adalah sejak Usulan Rencana Bisnis ini disetujui untuk didanai oleh Politeknik Negeri Jember. Sedangkan waktu untuk satu periode usaha adalah 6 bulan.
2.1.6        Dampak usaha terhadap lingkungan
Usaha yang akan penulis dirikan ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup baik pelaksana maupun orang lain yang akan penulis pekerjakan di usaha ini. Dari sisi sosial, penulis dapat mempekerjakan masyarakat disekitar tempat usaha sehingga sedikitnya penulis dapat mengurangi jumlah pengangguran.





2.1.7        Resiko Bisnis
·         Resiko Internal
Resiko internal yang akan dihadapi sebagian besar adalah masalah teknis peternakan. Contohnya seperti masalah pemberian pakan cacing, penjadwalan, dan sebagainya. Resiko internal lain adalah adanya kesalah – pahaman tugas para pekerja.
·         Resiko Eksternal
Resiko eksternal yang mungkin terjadi adalah :
-        Terjadinya serangan hama tikus;
-        Menurunnya daya beli masyarakat;
-        Munculnya pesaing di bisang usaha ini;
-        Tidak tercapainya target penjualan.

2.2        Rencana Pemasaran
2.2.1        Segmentasi Pasar
-          Berdasrkan wilayah distribusi dan kemampuan konsumenyang akan menjadi segmen pemasaran produk cacing tanah adalah petani, peternak dan distributor pakan di wilayah Yogyakarta.
-          Berdasarkan pendapatan:
Pendapatan menengah kebawah mengarah kepada petani dan peternak untuk dikonsumsi sendiri.
Pendapatan menengah keatas mengarah kepada distributor maupun industri pupuk, kosmetik, dan pakan ternak untuk diolah kembali.
-          Berdasarkan hobi segmentasi kami adalah orang yang suka memancing, serta hobi beternak.
2.2.2        Target Pasar
Setelah menentukan segmentasi pasar, maka yang akan menjadi target pasar adalah petani, peternak, serta distributor di wilayah Jember. Sementara target umumnya adalah petani dan peternak serta pelaku usaha bidang obat dan kosmetik di wilayah Jember dan sekitarnya yang belum mengenal betul dengan produk cacing sebagai pakan ternak burung dan ikan/belut.
2.2.3        Strategi Pasar
Strategi pasar dapat diaplikasikan khususnya pada empat hal pada produk, yaitu pada produk itu sendiri, harga produk, promosi produk kepada pasar, dan distribusi produk untuk dapat sampai pada tangan konsumen. Strategi pemasaran penting untuk direncanakan dan dipertimbangakan agar kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama. Strategi pasar yang digunakan 4P yaitu product, price, promotion, dan place.


a.       Product (produk)
Produk yang difokuskan untuk dipasarkan adalah cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus yang dijual segar per Kilogram beratnya. Strategi yang digunakan untuk produk adalah keseragaman ukuran cacing melalui pengaturan pemberian pakan dan kebersihan cacing yang dipasarkan. Produk cacing tanah ini merupakan salah satu produk yang memiliki multi manfaat, baik untuk kepentingan persediaan industri pakan ternak, dan ikan nasional, memasok kebutuhan farmasi dan obat – obatan, mengubah limbah organik menjadi media tanam yang baik dalam mendukung usaha pertanian, serta menumbuhkan usaha ekonomi kerakyatan. Cacing tanah yang telah dikembangkan untuk kepentingan komersial berasal dari jenis lumbricus rubellus, eisania foetida, pheretina asiatica, dan eudrillus eugeuniae. Untuk produk kascing juga dijual kepada konsumen, dan juga diberikan gratis untuk petani sekitar perusahaan.
b.      Price (harga)
Harga yang ditetapkan untuk cacing dihitung per kilogram (kg), dimana dipasar untuk satu kilogram cacing tanah dijual dengan harga kisaran antara Rp 30.000,- – Rp 60.000,-. Harga yang ditetapkan perusahaan adalah Rp 46.000,- per Kg lebih murah jika dibandingkan harga dipasar yaitu Rp 50.000,- per Kg. Untuk konsumen yang menjadi pelanggan tetap tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan potongan harga, dan untuk pemesang berskala besar juga akan mendapatka potongan harga.
c.       Promotion (promosi)
Perusahaan ini merupakan perusahaan yang masih sangat baru dalam usaha cacing tanah ini, sehingga publikasi keberadaan perusahaan kepada konsumen sangat penting untuk dilakukan agar para konsumen dapat mengetahui adanya perusahaan di sekitar mereka yang memproduksi cacing tanah. Untuk awal mulanya promosi yang digunakan perusahaan ini adalah promosi dari mulut ke mulut dengan memanfaatkan hubungan yang baik dengan warga sekitar lokasi yang pada umumnya merupakan petani, peternak ikan, belut dan ayam di wilayah Jember. Untuk kedepannya perusahaan akan melakukan promosi melalui media sosial seperti facebook, dan melalui pembuatan web atau blog agar lebih dikenal di wilayah Jember dan sekitarnya.
d.      Place (distribusi)
Pemilihan lokasi produksi merupakan salah satu alasan untuk menunjang distribusi produk kepada konsumen. Terjangkaunya lokasi oleh sarana transportasi akan memudahkan penyaluran produk kepada konsumen. Sistem distribusi yang diterapkan untuk perusahaan ini adalah pengantaran langsung kepada konsumen (delivery order) dengan maksud memudahkan dan memanjakan konsumen agar tertarik untuk memesan produk. Tentu saja dengan memperhatikan lokasi konsumen dan skala pemesanan, untuk wilayah sekitar pakem tidak dikenakan tarif transportasi,sedangkan untuk luar wilayah pakem akan dikenakan biaya transportasi sesuai dengan lokasi konsumen, semakin jauh lokasi konsumen maka semakin besar pula tarif yang akan dikenakan.
2.3     Rencana Manajemen
2.4.1        Bentuk Usaha
Usaha ini berbentuk persekutuan karena dilihat dari jumlah pengelola yang menjalankan usaha peternakan cacing ini.
2.4.2        Struktur Organisasi
Manajer
Enden Ismatuloh

Peternakan
Enden Ismatuloh

Akuntansi
Rizqia Nurul A
Penjualan
Asep Sopian
Karyawan
Enden Ismatuloh
Asep Sopian
Rizqia Nurul A
Gambar 2.2 Struktur Organisasi
 















2.4.3        Jumlah Tenaga Kerja
-          Manajer                      : 1 Orang
-          Bagian Peternakan     : 1 Orang
-          Bagian Penjualan       : 1 Orang
-          Bagian Akuntansi      : 1 Orang
-          Karyawan                  : 3 Orang

2.4.4        Rencana Mitra
·         Pabri UPT produksi Jamur Politeknik Negeri Jember untuk pasokan media dari baglog jamur tiram yang sudah upkir.
2.5     Rencana Keuangan
2.5.1        Kebutuhan Investasi dan Modal Kerja
Modal Tetap
  1. Sewa tanah seluas 100 m2 (per tahun) Rp. 750.000;
  2. Bangunan kandang bahan bambu (80 m2) Rp. 2.500.000;
  3. Rak 1.5 m x 1.8 m2 tinggi 50 cm (10 buah) Rp. 3.500.000;
  4. Media
·         bahan media cacing 6 ton x @ Rp.300.000 Rp. 1.800.000;
·         plastik 200 m x @ Rp. 6.000 Rp. 1.200.000;
·         pelepah pisang dicincang (5 karung) Rp. 150.000;
Jumlah           Rp. 9.900.000;

Biaya Penyusutan
  1. Kandang 4/36 x Rp. 2.500.0000 Rp. 275.000;
  2. Rak 4/36 x Rp. 3.500.000 Rp. 380.000;
Jumlah           Rp. 655.000;

Modal Kerja
  1. Benih cacing 40 kg x @ Rp. 35.000; Rp. 1.400.000;
  2. Pakan limbah sayur 5.000 kg x @ Rp. 5.00; Rp. 2.500.000;
  3. Tenaga kerja 4 orang x @ Rp. 600.000; per bulan Rp. 2.400.000;
Jumlah           Rp. 6.300.000;

Jumlah modal yang dibutuhkan
  1. Modal Tetap Rp. 9.900.000;
  2. Modal Kerja Rp. 6.300.000;
Jumlah           Rp. 15.800.000;

Produksi cacing per 4 Bulan
Selama 4 bulan 600 kg x @ Rp. 35.000 per kg Rp. 21.000.000;

Biaya Produksi per 4 Bulan
  1. Biaya penyusutan Rp. 655.000;
  2. Modal Kerja Rp. 6.300.000;
Jumlah Rp. 6.955.000;
Keuntungan per 4 Bulan
  1. Produksi per 4 Bulan Rp. 21.000.000;
  2. Biaya Produksi per 4 Bulan Rp. 6.955.000;
Jumlah           Rp. 14.045.000;
BAB 3. PENUTUP

Penulis yakin dari usaha yang penulis dirikan ini, kebutuhan masyarakat cacing sebagai pakan ternak dan bahan industry obat serta kosmetik dapat terpenuhi.
Penulis berharap usaha ini dapat berlanjut apabila habis masa siklus usaha (4-6 bulan) ini, sehingga apa yang penulis tuliskan sebagai keyakinan diatas dapat terwujud.


- Copyright © HORTICULTURE - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -