- Back to Home »
- Laporan Praktik Kompos
Posted by : Unknown
Friday, 15 February 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kompos adalah hasil penguraian
parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik. Sedangkan pengomposan
adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis,
khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah
mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih
cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air
yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Secara alami bahan-bahan
organik akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami
berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah
banyak dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan. Baik pengomposan dengan
teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada
proses penguraian bahan organik yang terjadi secara alami. Proses penguraian
dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih
cepat dan efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting
artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organik, seperti untuk
mengatasi masalah sampah di kota-kota besar, limbah organik industri, serta limbah pertanian dan perkebunan.
Teknologi pengomposan
sampah sangat beragam, baik secara
aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa
aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sudah banyak beredar antara
lain: PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4,
Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau
menggunakan cacing guna mendapatkan kompos
(vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.
Sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi pada tanah,
hasil dari pengomposan
dapat digunakan untuk tanah-tanah yang kurang subur atau dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan
kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai
pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk
kimia.
Sampah
terdiri dari dua bagian,
yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga
pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat
berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik
yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau
dan lepasnya gas metana ke udara.
1.2 Tujuan
Praktikum
1.
Mengetahui cara pembuatan kompos hijauan.
2.
Memahami komposisi bahan kompos.
3.
Menganalisis komposisi unsur kimia hasil pengomposan.
4.
Sebagai syarat kami dalam menyelesaikan tugas laporan pada mata
kuliah Ilmu Tanah.
5.
Sebagai bahan
pembelajaran kami dan para pembaca sekalian mengetahui cara-cara pembuatan
kompos.
6.
Untuk mengetahui masalah / kendala yang terjadi dalam pembuatan
kompos.
7.
Untuk mengetahui perbandingan antara teori dan praktik yang nyata.
1.3 Manfaat Praktikum
1.
Mengetahui/mengalami bagaimana proses pembuatan kompos.
2.
Mengetahui masalah-masalah dan kendala yang terjadi pada saat
pembuatan kompos.
3.
Mengetahui bahwa ada beberapa perbedaan antara teori dan praktik.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organic yang dapat dipercepat
secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford,
2003).
2.2 Pembagian Sampah
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata
persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga
pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat
berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik
yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau
dan lepasnya gas metana ke udara (Rohendi, 2005).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu dan
tempat pembuatan kompos adalah sebagai berikut :
No
|
Waktu
|
Tempat
|
Keterangan
|
1
|
Selasa,
Pukul 10.00
s/d 12.00 WIB
|
Di lahan
Departement Hortikultura
|
·
Pembersihan lahan dari rumput-rumputan
·
Melakukan pengukuran lahan
·
Mencari dan mengumpulkan bahan-bahan kompos
|
2
|
Kamis,
Pukul 08.00
s/d 10.00 WIB
|
Di lahan
Departement Hortikultura
|
·
Mencacah bahan-bahan sampai terpotong kecil-kecil
|
3
|
Sabtu,
Pukul 08.30
s/d 12.00 WIB
|
Di lahan
Departement Hortikultura
|
·
Mencacah bahan-bahan
·
Menimbang bahan
·
Menyusun bahan kompos
·
Menyiram bahan kompos dengan Bio post EM-4
·
Menutup kompos dengan plastik transparan
·
Mengukur suhu kompos
·
Mengukur ketinggian kompos
|
4
|
Sabtu, 5
Januari 2013
Pukul 12.00
WIB
|
Di lahan
Departement Hortikultura
|
·
Mengukur suhu, mengukur ketinggian dan mengamati warna kompos
|
5
|
Jum’at, 11
Januari 2013
Pukul 13.15
s/d 14.00 WIB
|
Di lahan
Departement Hortikultura
|
·
Mengukur suhu, mengukur ketinggian dan mengamati warna kompos
|
6
|
Sabtu, 19
Januari 2013
Pukul 13.00
s/d 13.45 WIB
|
Di lahan
Departement Hortikultura
|
·
Mengukur suhu, mengukur ketinggian dan mengamati warna kompos
|
7
|
|
Di lahan
Departement Hortikultura
|
·
Mengukur suhu,mengukur ketinggian, mengamati warna kompos,
penambahan Bio post EM-4 & pembalikan kompos
|
8
|
Rabu, 13
Februari 2013
Pukul 14.45
s/d 16.15 WIB
|
Di lahan
Departement Hortikultura
|
·
Pembukaan hasil akhir kompos.
|
3.2
Alat
dan Bahan
Dalam proses pembuatan kompos diperlukan beberapa alat dan bahan,
antara lain sebagai berikut :
Alat-alat
|
Bahan-bahan
|
Cangkul, pacul, garfu, rol meter, kayu pembatas, tali rafia,
karung, talenan, thermometer, plastic transparan, ember,alat tulis & alat
pemotong.
|
Rumput-rumputan, daun-daunan, ranting, serasah, air & Bio
post EM-4.
|
3.3 Langkah
Kerja
Adapun langkah-langkah kerja pembuatan kompos adalah sebagai
berikut :
1.
Tentukan lokasi tempat pembuatan kompos
2.
Ukur tempat pembuatan kompos ( 150 X 100 X 60 Cm )
3.
Simpan bahan kompos dengan cara disusun / ditumpuk
4.
Siram / semprot bahan kompos dengan Bio post EM-4 ( 10 cc per liter
air )
5.
Tutup bahan kompos dengan plastic transparan ( An-aerob )
6.
Ukurlah temperature awal kondisi bahan kompos
7.
Ukurlah tinggi awal bahan kompos
8.
Amatilah temperature dan tinggi kompos berikutnya setiap 1 minggu
sekali
9.
Balikan bahan kompos setiap 2 minggu sekali selama 2 bulan
10. Buatlah
laporan praktek.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Tahapan
Praktikum
1.
Pemilahan Sampah (Pengumpulan
Bahan)
Pengumpulan bahan dilakukan dengan cara mengumpulkan dedaunan dari berbagai
jenis dan ukuran, rumput dan ranting. Bahan yang telah terkumpul di simpan ke
dalam karung sesuai jenisnya, untuk mempermudah penyusunan. Pada tahap ini juga
dilakukan pemisahan bahan organik dan bahan anorganik (barang lapak dan barang
berbahaya).
2.
Pengecil Ukuran
Dedaunan dan ranting di potong – potong agar ukuran lebih kecil dan lebih
cepat terdekomposisi.
3.
Pengukuran Lahan/Tempat
Tempat penyusunan kompos di ukur menggunakan rol meter dengan dimensi
panjang x lebar x tinggi = 150 x 100 x 60 Cm.
4.
Penyusunan Tumpukan
Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan pengecil ukuran
kemudian disusun menjadi tumpukan. Ranting dan dedaunan yang ukurannya lebih
besar dan yang lebih sulit terdekomposisi disusun palinng bawah, pada susunan
ini setelah ranting dan dedaunan yang ukuran besar diberi bio post EM-4 dengan cara di tabur secara merata
kemudian disiram, lalu dilanjutkan dengan menyusun daun-daun yang ukurannya
lebih kecil dan rumput yang lebih mudah terurai disusun paling atas. Dan pada
susunan terakhir disiram lagi. Susunan tumpukan tersebut lalu di tutup dengan
lembaran plastik (terpal) dengan mengikatkan ujung plastik dengan tali pada
kayu pembatas.
5.
Pengecekan Suhu
Pengecekan suhu dilakukan di tiga titik dan diambil suhu rata-rata untuk
menentukan suhu keseluruhan. Pengecekan suhu ini dilakukan setiap minggu
sekali.
6.
Pembalikan
Plastik penutup kompos di buka kemudian dilakukan pembalikan, dimana
susunan paling atas menjadi di bawah, dan susunan yang tadinya paling bawah
menjadi paling atas. Pembalikan dilakuan untuk membuang panas yang berlebihan,
memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses pelapukan di
setiap bagian tumpukan, meratakan pemberian air, serta membantu penghancuran
bahan menjadi partikel kecil-kecil.
4.2
Hasil Praktikum
Terjadi perubahan panas pada timbunan kompos, di minggu pertama
suhunya meningkat menjadi 33,40C dari suhu awal 29,00C.
Kemudian di minggu kedua menurun menjadi 32,30C,di minggu ketiga
menjadi 28,00C,di minggu keempat 300C dan di minggu
kelima meningkat lagi menjadi 35,00C.
Berat awal kompos 54 kg ( pelepah 6 kg, daun kering 4 kg, batang jagung 27
kg, daun jagung 11 kg, lain-lain 6 kg ) dan berat hasil akhir kompos yang mengandung air 25 kg,
kompos kering 17,5 kg.
Perubahan fisik yang terjadi adalah perubahan warna dan perubahan ukuran
partikel yang mempengaruhi ketinggian timbunan kompos.
4.3 Tabel Pengamatan
Dibawah ini
adalah tabel pengamatan dari awal s/d minggu ke 5 pembuatan kompos :
Perubahan
yang terjadi
|
Hari Pertama
|
Minggu ke 1
|
Minggu ke 2
|
Minggu ke 3
|
Minggu ke 4
|
Minggu ke 5
|
Fisik
|
Dedaunan
hijau segar, ukuran utuh
|
Bahan
menguning, dan belum terurai
|
Bahan coklat,
agak terurai
|
Bahan coklat
tua sebagian sudah terurai
|
Bahan
membusuk sebagian sudah terurai
|
Semua bahan
membusuk dan terurai.
|
Suhu
|
29,00C
|
33,40C
|
32,30C
|
28,00C
|
300C
|
35,00C
|
Ketinggian
|
60 Cm
|
25 Cm
|
20 Cm
|
18 Cm
|
15 Cm
|
10 Cm
|
Bau
|
Tidak tercium
bau
|
Adanya bau busuk
|
Adanya bau
busuk
|
Adanya bau
busuk
|
Adanya bau
busuk
|
Adanya bau
busuk
|
Berat kompos
|
Berat awal 54
kg
|
|
|
|
|
Berat akhir kompos
yang mengandung air 25 kg, dan berat kompos kering 17,5 kg
|
4.2 Foto
– Foto Pembuatan Kompos
Pembersihan Lahan Pengukuran
Lahan Pengumpulan
Bahan-bahan
Mencacah Bahan-bahan Penimbangan
Bahan-bahan Penyusunan bahan kompos
Penyiraman bahan kompos Penutupan
bahan kompos Pengukuran Suhu
Pencatatan Hasil Pembalikan
kompos Penutupan Kembali
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pembuatan kompos dilaksanakan sampai tahap pembalikan di minggu
kelima. Pembuatan kompos ini menggunakan bantuan bahan kimia yaitu Bio post
EM-4 sebagai mikroorganisme. Perubahan yang terjadi pada timbunan kompos adalah
perubahan fisik, suhu terjadi peningkatan di minggu pertama dan penurunan di
minggu kedua, ketiga, keempat dan kelima. Penurunan juga terjadi pada ketinggian timbunan kompos yang dan bau
yang tidak enak.
5.2
Saran
1.
Lebih konsisten dengan waktu pengukuran suhu.
2.
Pengecilan ukuran lebih di perhatikan agar waktu penguraian lebih
cepat.
3.
Lebih memperhatikan bahan baku yang akan di gunakan,agar proses
penguraian lebih cepat.
4.
Memperhatikan proses penyusunan bahan-bahan organic yang akan di
gunakan untuk pengomposan.