- Back to Home »
- OLAHAN ROSELA
Posted by : Unknown
Tuesday, 25 November 2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk menuntut dipenuhinya kebutuhan pokok
rakyat, terutama pangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini berbagai trobosan telah
dilakukan untuk mendapatkan alternative makanan baru. Namun panga belum
sepenuhnya menjawab atau mengimbangi pertumbuhan penduduk. Hal ini sesuai
dengan pendapat Thomas Robert Maltus dalam bukunya “An essay to the Principles
of Population”, yang mengatakan bahwa pertambahan penduduk seperti deret ukur,
sedangkan pertambahan pangan bagaikan deret hitung.
Indonesia
dikenal sebagai negara yang subur, kaya akan hasil alam. Namun semuanya belum
dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan trobosan untuk
mengolah hasil sumber alam. Pengolahan tumbuh-tumbuhan / buah-buahan merupakan
salah satu cara yang dapat dimanfaatkan, dan yang dapat diolah sebagai sumber
makanan baru adalah Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa).
Rosella
merupakan tanaman herba tahunan yang bisa mencapai ketinggian 3-5 meter.
Batangnya bulat, tegak, berkayu, dan berwarna merah. Daunnya tunggal, berbentuk
bulat telur, pertulangan menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi, dan pangkal
berlekuk. Panjang daun 6-15 cm dan lebarnya 5-8 cm. Tangkai daun bulat berwarna
hijau, dengan panjang 4-7 cm.
Awalnya,
bagi sebagian masyarakat awam, mendengar rosella masih sangat jarang. Wajar
memang karena tanaman ini belum begitu populer. Namun, dikalangan para pecinta
tanaman obat, rosella adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki banyak
khasiat, kini rosella sudah mulai populer di masyarakat.
Kepopuleran
rosella memang tak lepas dari peran para pecintanya yang terus
memperkenalkannya ke masyarakat. Mulai produk olahannya, khususnya teh rosella,
tanaman tersebut semakin populer. Kini, sebagian masyarakat telah cukup
mengenalnya bahkan antara mereka ada yang menjadikan sebagai salah satu tanaman
koleksi di halaman rumah.
Rosella
(Hibiscus sabdariffa Linn.) adalah tanaman dari keluarga sejenis
kembang sepatu. Konon tanaman ini berasal Afrika dan Timur Tengah. Tanaman
perdu ini bisa mencapai 3-5 meter tingginya. Jika sudah dewasa, tanaman ini
akan mengeluarkan bunga berwarna merah. Bagian bunga dan biji inilah bermanfaat
baik untuk kesehatan.
1.2 Tujuan
Penulisan
1)
Mengetahui kandungan rosella yang dapat digunakan sebagai obat.
2)
Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat diobati degan tanaman rosella.
3)
Mengetahui cara pengolahan dan cara mengkonsumsi tanaman rosella.
BAB 2. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Rosella
(Hibiscus sabdariffa)
2.1.1 Pengetahuan
Tentang Rosella
Di
Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama rosela atau rosella sedangkan di
Australia, rosela ini dikenal sebagai rosella atau buah rosella (rosella
fruit). Di belahan dunia lain rosela dikenal dengan cannabinus hibiscus juga
dikenal sebagai meśta / meshta di India , Tengamora di Assam, Gongura dalam bahasa Telugu,
Pundi di Kannada, LalChatni atau Kutrum di Mithila, Mathipuli di Kerala, dagu baung di Myanmar, krajeab di Thailand, bissap di Senegal, Guinea Bissau, Mali, Burkina
Faso, Ghana, Benin, Niger, Kongo dan Perancis, dah atau dah bleni di bagian lain dari Mali , wonjo di Gambia, zobo di barat Nigeria, Zoborodo di Nigeria Utara, Chaye-Torosh di Iran, karkade oleh bangsa
Arab seperti di Mesir, Arab Saudi,
dan Sudan, omutete di Namibia, sorrel di Karibia dan di Amerika
Latin, Flor de Jamaica di Meksiko.
Klasifikasi
Rosella adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub
– Divisi : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Bangsa
: Malvales
Suku
: Malvceae
Marga
: Hibiscus
Jenis
: Hibiscus
Sabdariffa
Beberapa
jenis rosella berdasrkan warna kaliksnya:
1.
Rosela
merah, kaliks berwarna merah menyala, panjang, batang kuat tidak mudah patah,
daun menjari. Kaliks kering berwarna merah cerah, aromanya kuat.
2.
Rosela
ungu, (ada yang menyebut burgundy, ada yang menyebut rosela Sudan, ada yang
menyebut rosela hitam maupun rosela ungu). Kaliks berwarna merah gelap, agak
bulat, berbulu lebih banyak dibanding yang merah, daun menjari tebal dan agak
membulat, batang mudah patah. Kaliks kering berwarna merah kehitaman, aromanya
kuat.
3.
Rosela
putih, baru mencoba menanamnya dalam polibag, kaliks berwarna putih kekuningan
dengan kapsul biji hijau segar, daun menjari bulat,pertumbuhan lambat, batang
kuat.
2.1.2 Kandungan
dalam Rosella
Khasiat
bunga rosella tidak terlepas dari komposisi kimia dalam kelopak bunga rosella.
Komposisi kimia dalam kelopak bunga rosella adalah campuran asam sitrat dan
asam malat 13 %, antioksidan (gossipetin dan hibiscin) 2 %, vitamin C 14 mg/100
g ,beta-karoten 285 g/100 gram, serat 2,5 %. Hibiscin merupakan pigmen utama
dalam kelopak.
Secara
umum, komposisi kimia dari kelopak bunga rosella dapat dilihat pada Tabel 1
berikut.
Tabel
1. Komposisi Kimia Kelopak Bunga Rosella per 100 gr bahan
Komposisi
Kimia
|
Jumlah
|
Air
(g)
|
86,2
|
Protein
(g)
|
1,6
|
Lemak
(g)
|
0,1
|
Karbohidrat
(g)
|
11,1
|
Serat
(g)
|
2,5
|
Abu
(g)
|
1,0
|
Kalsium
(mg)
|
160
|
Fosfor
(mg)
|
60
|
Besi
(mg)
|
3,8
|
Betakaroten
(g)
|
285
|
Vitamin
C (mg)
|
214,68
|
Thiamin
(mg)
|
0,04
|
Kalori
(kal)
|
44
|
Reboflafin
(mg)
|
0,6
|
Niasin
(mg)
|
0,5
|
Sumber
: Maryani dan Kristiana (2005).
*Mardiah,
dkk., (2009)
2.1.3 Manfaat
Rosella (Hibiscus sabdariffa)
Ditinjau
menurut sudut pandang medis modern (kedokteran), mengkonsumsi olahan kelopak
bunga rosela secara teratur menunjukkan kesetaraan hasil dengan pengobatan
modern (farmakologis) pada beberapa penyakit berikut ini:
1) Sebagai
Terapi Hipertensi
Pemberian
ekstrak kelopak rosela yang mengandung 9,6 miligram anthocyanin setiap
hari selama 4 minggu, mampu menurunkan tekanan darah yang hampir sama dengan
pemberian captopril 50 mg/hari. Rosela terstandar tersebut
dibuat dari 10 gram kelopak kering dan 0,52 liter air. Terdapat penurunan
tekanan darah sistolik sebesar 11,2 % dan tekanan diastolik sebesar 10,7%
setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31 penderita hipertensi sedang).
2) Asam
Urat dan Kesehatan Ginjal
Tingginya
kadar asam
urat, kalsium dan natrium dalam darah secara mekanisme normal tubuh akan
dikurangi dengan membuang kelebihan unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi demikian dibiarkan berlangsung lama akan
memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam tubuh. Kondisi ini dapat
memicu kesakitan pada ginjal. Dengan mengkonsumsi rosela, ditemukan
penurunan kreatinin, asam urat, sitrat,
tartrat, kalsium, natrium,
dan fosfat dalam urin pada 36 pria yang mengkonsumsi jus rosela
sebanyak 16-24 g/dl/hari.
3) Memelihara
kecantikan dan keindahan tubuh
Secara
tradisional rosella membantu memelihara kesehatan dan kecantikan. Sangat baik
untuk membentuk tubuh yang ideal, membantu mengendalikan nafsu makan yang
berlebihan.Kandungan vitamin C dan kaya akan serat, rosella dapat membantu
memelihara system pencernaan dan usus serta menghambat penyerapan gula, lemak,
dan kolestrol jahat yang ikut ketika mengkonsumsi makanan. Mengandung banyak
anti oksidan sehingga sangat bermanfaat membersihkan tubuh dari zat racun/
toksin. Juga dapat sembuhkan sembelit serta memperlancar buang air besar.
4) Manfaat
lainnya:
·
Membantu
menurunkan hipertensi & kolesterol.
·
Membantu
menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
·
Bersifat
menetralkan racun alias detosifikasi.
·
Membantu
mengurangi panas dalam & sembelit.
·
Membantu
meredakan pusing / migraine.
·
Membantu
menyeimbangkan berat badan & menghaluskan kulit.
·
Menormalkan
darah rendah atau darah tinggi.
·
Mencerdaskan
otak.
·
Menyehatkan
mata.
·
Menurunkan
suhu badan.
2.1.4 Budidaya
Rosella (Hibiscu sabdariffa)
Pada
prinsipnya bunga Rosella dapat hidup di kondisi lahan,cuaca,serta suhu yang
bagaimanapun,akan tetapi disetiap daerah yang berbeda akan menghasilkan warna
yang berbeda pula.Batang Rosella akan tumbuh dari satu titik tumbuh.Batangnya
tumbuh sangat tinggi.Yaitu 1-3M dan lebar bisa mencapai 2M dan satu pohon bisa
keluar kelopak bunga antara 10kg.
Lahan tanam dan warna yang dihasilkan
- Lereng
pegunungan :
merah agak kehitam-hitaman
- Tanah
pekarangan :
merah kurang cerah
-Sawah dan dataran rendah :
merah cerah dan dapat dijadikan standart untuk export
Jarak tanam dan hasil panen basah
-60 X 70cm = 2,5 s/d 5 ons/batang
-1m X 1m = 5 ons s/d 2,5 kg
Masa panen
Musim hujan : 5 s/d 7 bulan
Musim kemarau : 4 bulan
Sistem
Pemanenan
Panen
Muda : Berat basah 22kg menjadi 1 kg kering dan menghasilkan warna yang agak
kehitaman. Sedangkan panen tua : berat basah 18 s/d 20 kg menjadi 1 kg kering
dan menghasilkan warna merah cerah.
Sistem
Penjemuran
Penjemuran
merupakan penentu keberhasilan seseorang yang menanam Rosella.Apabila asil
jemuran kering sesuai waktu yang ditentukan maka akan menghasilkan warna dan
aroma yang khas.Akan tetapi bila penjemuran gagal tidak jarang seorang petani
akan membuang hasil panennya.
Sistem
penjemuran terbagi dua;
1.Matahari:lama
penjemuran 2s/d 3 hari
2.Oven
: lama pengeringan 12 jam
2.2 Selai
2.2.1 Deskripsi
Selai
Selai
adalah produk yang diperoleh dari pencampuran telur, gula, santan atau tanpa
penambahan pati dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. Di Amerika Serikat
selai didefenisikan sebagai suatu bahan pangan setengah padat yang dibuat dari
kurang dari 45 % dari bagian berat zat penyusun sari buah dan 55 % dari bagian
berat gula. Campuran ini dikentalkan sampai mencapai kadar zat padat terlarut
tidak kurang dari 65 %. Zat warna dan cita rasa dapat ditambahkan.
Jam
mempunyai definisi yang sama dengan selai, dengan pengecualian bahwa yang
digunakan pada jam adalah bahan-bahan penyusun buah selain sari buah.
Pengentalan dilakukan sampai mencapai kadar zat padat paling sedikit 65 % untuk
semua jenis jam. Beberapa jam memerlukan kadar 68 % untuk mencapai kualitas
yang dikehendaki. Di Amerika Serikat jam yang diizinkan beredar palingsedikit
dibuat dengan perbandingan 45 pound buah untuk setiap 55 pound gula.
Selai
atau selei adalah salah satu jenis makanan awetan berupa sari buah atau
buah-buahan yang sudah dihancurkan, ditambah gula dan dimasak hingga kental
atau berbentuk setengah padat. Selai tidak dimakan begitu saja, melainkan untuk
dioleskan di atas roti tawar atau sebagai isi roti manis. Selai juga sering
digunakan sebagai isi pada kue-kue seperti kue nastar atau pemanis pada
minuman, seperti yogurt dan es krim.
2.2.2 Syarat
Mutu Selai Secara Umum
Secara
umum, syarat mutu selai dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Karakteristik
|
Syarat
Mutu
|
Berat
Neto (g)
|
45,0
|
Berat
Kotoran (g)
|
0,7
|
Zat
pengawet - Asam benzoate
- Asam
salisilat
|
Sedikit
Sedikit
|
Zat
warna
|
Yang
diizinkan Depkes
|
Logam-logam
berbahaya
|
Negative
|
Total
asam
|
0,45
|
Bobot
jenis larutan 50%
|
1,3652
|
Kadar
sari (%) bobot maksimum
|
71,85
|
Zat
yang tidak terlarut dalam air (%)
|
0,8
|
Kadar
sukrosa
|
37,19
|
Kadar
pektin (%)
|
0,63
|
Sumber
: Anonimous, (1997).
2.2.3 Bahan
Tambahan dalam Pembuatan Selai
2.2.3.1 Tepung
Maizena
Pati
jagung atau yang biasa disebut tepung maizena merupakan sumber karbohidrat yang
digunakan untuk bahan pembuat roti, kue kering, biskuit, makanan bayi dan
lain-lain, serta digunakan dalam industri farmasi. Namun demikian upaya
pengolahan untuk memproduksi pati jagung belum banyak dilakukan di dalam negeri,
hal ini terkendala pada tingginya investasi untuk menyediakan mesin
pengolahannya, serta perlu perlakuan khusus dalam pengolahan jagung. Di dalam
biji jagung terdapat lembaga yang mengandung minyak, sehingga apabila lembaga
tersebut tidak dipisahkan terlebih dahulu, maka produk olahan jagung (tepung,
pati) akan cepat rusak (tengik) karena adanya proses oksidasi maupun karena
pengaruh air.
2.2.3.2 Gula
Pasir
Penambahan
gula pada produk bukan saja untuk menghasilkan rasa manis meskipun sifat ini
sangatlah penting. Jadi gula bersifat untuk penyempurnakan rasa asam, cita rasa
juga memberikan kekentalan. Daya larut yang tinggi dari gula, memiliki
kemampuan mengurangi kelembaban relatif (ERH) dan daya mengikat air adalah
sifat-sifat yang menyebabkan gula dipakai dalam pengawetan pangan.
Pada
konsentrasi 40 % gula sudah bersifat pengawet, karena sebagian dari air yang
ada sudah tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroba dan Aw menjadi berkurang.
Sedangkan pada konsentrasi 65 % gula akan menyebabkan sel-sel mikroorganisme
yang terdapat dalam bahan pangan akan mengalami dehidrasi atau plasmolisis.
Supaya
terbentuk gel pektin kadar gula yang tinggi dan asam harus ada dalam produk
selai dan jeli. Selain itu kadar gula yang tinggi dalam selai dan jeli juga
menambah stabilitas terhadap mikroorganisme karena gula menurun ERH.
2.2.3.3 Air
Jeruk Lemon
Jeruk
lemon (Citrus medica Linn) Di samping kandungan vitamin C yang
melimpah, jeruk lemon juga kaya dengan vitamin B, E, natrium, dan beberapa
mineral mikro yang dibutuhkan tubuh untuk sistem imunitas (kekebalan) serta
mencegah virus penyebab influenza. Lemon juga sarat dengan kandungan
bioflavanoid yang berperan sebagai antioksidan pencegah kanker. Flavanoid jeruk
lemon berfungsi menghalangi oksidasi LDL sehingga aterosklerosis penyebab
jantung dan stroke bisa dihindari. Jeruk lemon juga berlimpah kandungan serat
berupa pektin yang baik untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida.
Jeruk
lemon punya manfaat lebih daripada sekadar dibuat limun. Kita dapat menggunakan
air jeruk lemon sebagai pemutih alami yang dapatmenghilangkan segala macam
noda. Tinggal tuang beberapa tetes ke atas noda atau rendam seluruh kain dalam
larutan air jeruk lemon. Jeruk lemon juga dapat membuat tubuh merasa lebih
baik. Tambahkan saja ke dalam teh untuk mengurangi demam, asam lambung, dan
bahkan radang sendi. Oleskan sedikit air jeruk lemon untuk membasmi kuman pada
luka, menyembuhkan sariawan, dan menyejukkan kulit yang terbakar sinar
matahari. Yang tidak kalah pentingnya, jeruk lemon buatan rumah sangat enak,
menyegarkan, dan penuh dengan vitamin C.
2.2.3.4 Garam
Garam
dapur adalah sejenis mineral yang lazim dimakan manusia. Bentuknya kristal
putih, dihasilkan dari air laut. Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum
adalah sodium klorida (NaCl). Garam sangat diperlukan tubuh, namun bila
dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk
tekanan darah tinggi. Selain itu garam juga digunakan untukmengawetkan makanan
dan sebagai bumbu. Untuk mencegah penyakit gondok, garam dapur juga sering
ditambahi iodium.
2.2.3.5 Natrium
Benzoat
Natrium
benzoat merupakan butiran atau serbuk putih, tidak berbau dan bahan ini dapat
ditambahkan langsung ke dalam bahan makanan atau dilarutkan di dalam air atau
pelarut-pelarut lainnya.
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Tempat
dan Waktu
Proses
pembuatan selai rosella dari kelopak bunga dilaksanakan di rumah. Waktu
pelaksanaannya dilakukan pada bulan Februari 2012.
3.2 Bahan
dan Alat
3.2.1 Bahan
·
Kelopak
Bunga Rosella
·
Air
·
Gula
·
Tepung
Maizena
3.2.2 Alat
Peralatan
yang dipakai dalam proses pembuatan selai yaitu : blender, kompor, wajan,
mangkuk, pengaduk
3.3 Proses
Pembuatan Selai Rosella
3.3.1 Sortasi
Kelopak
bunga rosella yang akan diolah menjadi selai rosella dipilih kelopak bunga
rosella yang segar yang sudah matang atau tua dan berwarna merah, bunga rosella
yang sehat adalah tidak busuk, cacat atau layu, bebas hama penyakit. Kondisi
tua dan matang diperlukan agar selai rosella yang dihasilkan mempunyai aroma
yang kuat dan memberikan tekstur yang halus dan rasa yang enak.
Pemilihan
bahan yang segar sangat berpengaruh terhadap hasil akhir pembuatan selai.
Pilihlah buah yang sudah matang (tidak menjadi lembek karena terlalu matang)
dan segar, tidak terjadi pembusukan sebagian atau di beberapa tempat. Cucilah
buah-buahan di bawah kucuran air kerangan sebersih-bersihnya.
3.3.2 Pencucian
Pencucian
bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang menempel, residu fungisida atau
insektisida dan memperoleh penampakan yang baik. Pencucian dapat dilakukan
dengan menggunakan air atau dengan sikat.
3.3.3 Penghancuran
Setelah
kelopak rosella dicuci, maka proses selanjutnya adalah proses penghancuran
dengan blender. Masukkan kelopak bunga ke dalam blender dengan penambahan air
dan tepung maizena. Menurut Kumalaningsih dan Suprayogi (2006), penambahan air
ini ditujukan agar memudahkan proses penghancuran, sedangkan tepung maizena
agar lebih kental bubur yang dihasilkan. Proses penghancuran ini dilakukan
sampai halus.
3.3.4 Pemasakan
Tahap
pemasakan adalah tahap yang paling kritis, pemasakan bertujuan untuk
menghilangkan bau mentah. Pemasakan dilakukan dengan suhu tidak terlalu rendah
maupun tidak terlalu tinggi. Suhu yang terlalu rendah memunculkan bau relatif
rendah, sebaliknya suhu yang terlalu tinggi membuat rosella menjadi gosong.
BAB 5.PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
uraian pada bab III, kita dapat menyimpulkan bahwa:
a.
Bunga
rosella mengandung lebih banyak vitamin C daripada tanamn yang lainnya,
sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
b.
Bunga
rosella berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit-penyakit seperti hipertensi,
asam urat, obesitas, dan lain lain
c.
Dalam
mengkonsumsi bunga rosella sebagai obat, dapat diolah menjadi selai, teh, dan
sirup sehingga dapat dikonsumsi setiap hari.
d.
Pemakaian
rosella sebagai obat-obatan sudah banyak dilakukan oleh masyarakat dan telah
terbukti khasiatnya.
5.2 Saran
Berdasarkan
kesimplan tersebut, kami menyarankan:
a.
Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji manfaat lain dari olahan
rosella.
b.
Ibu
hamil dan penderita penyakit Maag dilarang meminum hasil proses tumbuhan ini.
DAFTAR
PUSTAKA
(http://Sun.ars.grin.gov:8080/npgsoub/xsql/duke/super2.xsql?Su,
diakses pada 20 Nopember
2014
Herti Maryani dan Lusi
Kristiana. 2005. Khasiat dan Manfaat Rosela. PT. Agromedia Pustaka
Utama: Jakarta.
Mardiah, dkk. (2009). Budi Daya dan Pengolahan Rosella
Si Merah Segudang Manfaat. Jakarta
: PT
Agromidia Pustaka